Senin, 09 November 2009

SISTEM RESPIRASI dan test fungsi Paru

ANATOMI JANTUNG & PARU

Anatomi pernafasan

Rongga Hidung
Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara. Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dan disupport oleh sepasang tulang hidung. Rongga hidung terdiri atas :
-Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi
Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis udara
Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang berlapis
Sel silia yang berperan untuk mlemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan napas

Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak. Faring terdiri atas:
-Nasopharinx
ada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian tengah, yaitu Tuba Eustachius dan Tuba Auditory
ada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada bagian posterior nasopharinx, merupakan bagian dari jaringan Lymphatic pada permukaan posterior lidah
-Oropharynx
Merupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid. Refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan, makanan terdorong masuk ke saluran pencernaan (oesephagus) dan secara simultan katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan
-Laringopharynx
Merupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya, sistem respirasi menjadi terpisah dari sistem digestil. Makanan masuk ke bagian belakang, oesephagus dan udara masuk ke arah depan masuk ke laring.

Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ). Terbesar adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk “adam’s apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Sedikit di bawah cartilago thyroid terdapat cartilago cricoid. Laring menghubungkan Laringopharynx dengan trachea, terletak pada garis tengah anterior dari leher pada vertebrata cervical 4 sampai 6.
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
-Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
-Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
-Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun ( Adam’s Apple )
-Kartilago Krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring ( terletak di bawah kartilago thyroid )
-Kartilago Aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago thyroid
-Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara; pita suara melekat pada lumen laring.

Trakea
Trakea merupakan suatu saluran rigid yang memeiliki panjang 11-12 cm dengan diametel sekitar 2,5 cm. Terdapat pada bagian oesephagus yang terentang mulai dari cartilago cricoid masuk ke dalam rongga thorax. Tersusun dari 16 – 20 cincin tulang rawan berbentuk huruf “C” yang terbuka pada bagian belakangnya. Didalamnya mengandung pseudostratified ciliated columnar epithelium yang memiliki sel goblet yang mensekresikan mukus. Terdapat juga cilia yang memicu terjadinya refleks batuk/bersin.
Trakea mengalami percabangan pada carina membentuk bronchus kiri dan kanan.


Pernapasan

FISIOLOGI PERNAPASAN
Tujuan dari pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi seluruh jaringan tubuh dan membuang karbon dioksida ke atmosfir. Untuk mencapai tujuan ini, sistim pernapasan menjalankan fungsi :
1.Ventilasi paru, yaitu masuk keluarnya udara dari atmosfir ke alveoli paru.
2.Difusi oksigen dan karbondioksida antara darah dan alveoli
3.Transpor 02 dan CO2 dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel
4.Pengaturan ventilasi dan hal-hal lain pernapasan.

Selain itu paru-paru juga mempunyai fungsi lain, yaitu antara lain :
1.Menyaring bahan-bahan toksik
2.Metabolisme beberapa bahan
3.Sebagai reservoar darah

Mekanika Pernapasan
Paru-paru dapat dikembangkempiskan melalui 2 cara:
- Pergerakan diafragma
- Naik turunnya tulang rusuk

Otot-otot pernafasan :
-Otot Inspirasi : diafragma, intercostal eksterna, sternokleido-mastoideus, skalenus
-Otot ekspirasi : intercostal interna, otot abdomen (rectus & obliqus abdominis)
Tekanan Pleura
Merupakan tekanan di dalam rongga sempit antara pleura paru (viseralis) dan pleura dinding dada (parietalis). Normalnya tekanan ini pada saat akhir ekspirasi (mulai inspirasi) adalah -5 cm H20, yang merupakan kekuatan yang tetap mempertahankan pengembangan paru pasa saat istirahatnya. Selama inspirasi, pengembangan rangka dada akan mendorong permukaan paru dengan kekuatan yang sedikit lebih besar dan mengakibatkan tekanan pleura menjadi lebih negatif sekitar -7 cm H20.

Tekanan Alveolus
-Inspirasi: ↓ sampai nilainya sedikit di bawah tekanan atmosfer, yaitu -1 cmH2O agar 0,5 liter udara dapat masuk
-Ekspirasi: ↑ sekitar +1 cm H20 dan mendorong 0,5 liter udara keluar.

Surfaktan
Merupakan campuran beberapa fosfolipid, protein dan ion. Dihasilkan oleh sel epitel alveolar tipe II. Fungsi surfaktan ini melawan tegangan permukaan sehingga alveoli tidak mengempis/kollaps.

Difusi gas


Barrier Gas / Membran Respiratorius
Merupakan bagian yang membatasi udara alveoli dari darah kapiler, yang terdiri dari:
1.Selapis cairan yang membatasi alveolus dan mengandung campuran fosfolipid (surfaktan).
2.Lapisan epitel alveolar yaitu sel-sel epitel yang sangat tipis
3.Epitel membran basalis
4.Ruangan interstitial yang sangat tipis antara epitel alveolar dan membran kapiler
5.Membran basalis kapiler
6.Membran endotel kapiler

Transpor Gas
Transpor karbonioksida



Transpor oksigen


Pengaturan Aktivitas Pernapasan
1.Kontrol kimiawi
CO2 : via CSF dan konsentrasi ion H+ cairan interstitiel otak
O2 dan ion H : via badan karotis dan badan aorta
(gambar 2 pengaturan system pernafasan)
2.Non kimiawi
•Vagus afferent dari JUP dan paru
•Afferent dari pons, hipothalamus, dan sistem limbic
•Afferent dari proprioseptor
•Afferent dari baroreseptor

Kemoreseptor Batang Otak (Sentral)
-Letaknya di medulla à bagian ventral & dorsal
-Memonitor konsentrasi ion H+ CSF, dan ion H+cairan interstitiel otak
-CO2 darah dgn cepat melewati sawar darah otak ke CSF à H2CO3 H+ + HCO3-
-Konsentrasi H+ yg tinggi memacu ventilasi
-Badan Karotis dan Badan Aorta (Kemoreseptor Perifer)
-Peka terhadap perubahan konsentrasi CO2, O2, dan ion H+ darah
-Kadar pCO2 darah yang terutama merangsang pernapasan, sebaliknya kekurangan pO2 dan ion H+ tidak sekuat pengaruh pCO2

Kontrol Nonkimiawi
Reseptor bronkial dan reseptor pulmoner yang terdiri atas reseptor adaptasi cepat dan adaptasi lambat yg keduanya merupakanserabut saraf bermielin. Terdapat juga reseptor via c fiber (tdk bermielin)

Kontrol Nonkimiawi
-Dari JUP dan paru : pengaruh vagal yang memendekkan pernapasan (Hering-Breuer refleks) via reseptor adaptasi lambat. HB refleks inflasi : ekspirasi meningkat ; HB refleks deflasi : ekspirasi menurun
-Irritant receptor di trakea (via reseptor adaptasi cepat à batuk, bronkokonstriksi, sekresi mukusà hyperventilasi
-Apneustic center dalam pons mestimulasi pusat pernapasan untuk meningkatkan dalamnya pernapasan
-Pneumotaxic center dalam pons menghambat apneustic center dan inspiratory center untuk mencegah overinflasi paru
-Korteks serebri mempengaruhi pernapasan dengan menurunkan atau meningkatkan kecapatan dan kuatnya pernapasan

Tes Fungsi Paru


Tes Fungsi Paru Terdiri atas :
1.Test Ventilasi (digunakan alat SPIROMETER, PEAK FLOW METER (Mini Wright Peak Flow Meter), Bodyplethysmograph.
2.Test kapasitas diffusi, dengan alat Alveo-Diffusion Tester.
3.Uneven Ventilation dengan Capnograph.
Instrumen/peralatan-peralatan diatas termasuk peralatan utama/ Induk, namun untuk operasional masih memerlukan alat-alat pendukung lainnya, seperti X – Y RECORDER dllnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar