Sabtu, 05 Desember 2009

asuhan keperawatan pada pasien katarak

Pengertian

Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina.


Klasifikasi

Katarak dapat diklasifikasikan menjadi :

- katarak Kongenital: Katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun

- Katarak Juvenil : katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun

- Katarak Senil: katarak setelah usia 50 tahun

- Katarak Trauma: Katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata

etiologi

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.

Penyebab katarak lainnya meliputi :

* Faktor keturunan.

* Cacat bawaan sejak lahir.

* Masalah kesehatan, misalnya diabetes.

* gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)

* Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.

* Rokok dan Alkohol

* Operasi mata sebelumnya.

* Trauma (kecelakaan) pada mata.

Gejala katarak

· Penglihatan berkabut atau justru terlalu silau saat melihat cahaya.

· Warna terlihat pudar.

· Sulit melihat saat malam hari.

· Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata. Gejala ini terjadi saat katarak bertambah luas.

Patofisiologi

Katarak merupakan kondisi penurunan ambilan oksigen , penurunan air,peningkatan kandungan kalsium dan berubahnya protein yang dapat larut peningkatan dalam ukuran dan densitasnya. Peningkata densita di akibatkan oleh kompresi sentral serat lensa yang lebih tua. Saat serat lensa yang baru diproduksi di korteks, serat lensa ditekan menuju sentral. Serat-serat leensa yang padat lama-lama menyebabkan hilangnya transparansi lensa yang tidak terasa nyeri dan dan sering bilateral . Selain itu, berbagai penyebab katarak di atas menyebabkan gangguan metabolism pada lensa mata. Gangguan metabolism ini, menyebabkan perubahan kandungan bahan-bahan yang ada di dalam lensa yang pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa. Kekeruhan dapat berkembang di berbagai bagian lensa atau kapsulnya. Pada gangguan ini sinar yang masuk melalui kornea dihalangi oleh lensa yang keruh/buram. Kondisi ini mengaburkan bayangan semu yang sampai pada retina. Akibatnya otak menginterpretasikan sebagai bayangan yang berkabut. Pada katarak yang tidak diterapi,lensa mata menjadi putih susu, kemudian berubah kuning, bahkan menjadi coklat atau hitam dan klien mengalami kesulitan dalam membedakan warna.

Pemeriksaan Diagnostik

- Keratometri.

- Pemeriksaan lampu slit.

- Oftalmoskopis.

- A-scan ultrasound (echography).

- Penghitungan sel endotel penting u/ fakoemulsifikasi & implantasi.

Pengobatan

Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.

Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma dan uveitis.

Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder. Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula zinn. Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.

Komplikasi

- Penyulit yg terjadi berupa : visus tdk akan mencapai 5/5 à ambliopia sensori

- Komplikasi yang terjadi : nistagmus dan strabismus

Pencegahan

Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vit.C ,vit.A dan vit E

proses keperawatan

Pengkajian

Anamnesis

· Umur , katarak bias terjadi pada semua umur tetapi umumnya pada usia lanjut.

· Riwayat trauma ,trauma tembus ataupun tidak tembus dapat merusak.

· Riwayat pekerjaan, pada pekerja laboratorium atau yang berhubungan dengan bahan kimia atau terpapar radioaktif/sinar-X.

· Riwayat penyakit/masalah kesehatan yang ada; beberapa jenis katarak komplikata terjadi akibat penyakit mata yang lain dan penyakit sistemik.

· Riwayat penggunaan obat-obatan.

Pemeriksaan Fisik

· Klien mengeluhkan penurunan pandangan bertahap dan tidak nyeri.

· Pandangan kabur,berkabut atau pandangan ganda.

· Klien juga melaporkan melihat glare/halo disekitar sinar lampu saat beerkendaraan di malam hari, kesulitan dengan pandangan malam,kesulitan untuk membaca,sering memerlukan

perubahan kacamata dan gangguan yang menyilaukan serta penurunan pandangan pada cuaca cerah. Klien juga memberikan keluhan bahwa warna menjadi kabur atau tampak kekuningan atau kecoklatan . Perlu peningatan cahaya untuk membaca

· Jika klien mengalami kekeruhan sentral , klien mungkin melaporkan dapat melihat lebih baik pada cahaya suram dari pada terang ,karena katarak yang terjadi di tengah dan pada saat pupil dilatasi klien dapat melihat melalui didaerah di sedkitar kekeruhan .

· Jika nukleus lensa terkena,kemampuan refraksi mata (kemampuan memfokuskan bayangan pada retina) meningkat. Kemampuan ini disebut second sight, yang memungkinkan klien membaca tanpa lensa.

· Kaji virus, terdapat penurunan signifikan.

· Inspeks i dengan penlight menunjukkan pupil putih susu dan pada katarak lanjut terdapat area putih abu-abuan dibelakang pupil.

Pada pengkajian ini akan didapatkan kecemasan dan ketakutan kehilangan pandangan

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Perubahan sensori perceptual (visual) yang berhubungan dengan kekeruhan pada lensa

Tujuan, klien akan :

· Mendemonstrasikan peningkatan kemampuan untuk memproses ransangan visual dan mengomunikasikan pembatasan pandangan.

Intervensi keperawatan:

· Kaji dan dokumentasikan ketajaman penglihatan(visual)dasar.

· Dapatkan deskripsi fungsi tentang aapa yang bias dan tidak bisa dilihat oleh klien .Rasional: Memberikan data dasar tentang pandangan akurat klien dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi keperawatan .

· Adaptasikan lingkungan dengan keebutuhan visual klien dengan cara:

o Orientasikan klien pada lingkungan.Rasional:Memfasilitasi kebebasan bergerak dengan aman.

o Letakkan alat-alat yang sering di gunakan dalam pandangan klien (seperti call light, TV control, teko,tisu. Rasional: Mengembangkan tindakan independen dan meningkatkan keamanan.

o Berikan pencahayaan yang paling sesuai bagi klien. Rasional: Meningkatkan penglihatan klien.Lokasi katarak akan memengaruhi apakah cahaya gelap atau terang yang lebih baik.

o Berhubungan deengan Cegah glare (sinar yang menyilaukan). Rasional :mencegah distres. Katarak akan memecah sinar lampu yang akan menyebabkan distress.

o Letakkan barang-barang pada tempat yang konsisten. Rasional:Menguatkan atau mendorong penggunaan memori sebagai pengganti penglihatan .

o Gunakan amteri dengan tulisan besar dengan kontras (misalnya tulisan hitam pada kertas putih). Cegah penggunaan warna biru ,hijau dan ungu pada materi cetakkan/tulisan. Rasional : Menguningnya lensa akan memantulaakn warna-warna tersebut dan menyebabkan tulisan tersebut hilang atau menjadi bayangan abu-pabu.

o Gunakan system “jarum jam” untuk mengorientasikan klien tentang lokasi makanan pada plate.Rasional: Membantu klien makan.

· Kaji jumlah dan tipe rangsanagn yang disukai klien.

· Beritahu klien bentuk-bentuk rangsangan alternative (radio ,TV dan percakapan). Rujuk klien ke pelayanan yang memberikan bantuan seperti buku percakapan

Resiko cedara yang berhubungan dengan komlikasi pascaoperasi seperti perdarahan dan peningkatan tekanan intraokuler

Tujuan:

· Tidak terjadi perdarahan intra okuler dan tidak ada peningkatsn tekan intraokuler

Itervensi keperawatan:

· Ajakan tanda dan gejala komlikasi yang harus di laporkan pada dokter dengan segera,meliputi meningkatkan nyeri mata,keluarnya diskar purulen,penurunan visus,dema,meningkatkan nyeri dahi

· Intruksikan lklien untuk tidak mengejang saat devekasi;dorong untuk mengunakan susu magnesium atau pencahar untuk mencegah hal ini sesuai kebutuhan.

· Cuci tangan secara tepat sebelum meneteskan obat matsa atau mengganti balutan;beritahu klien dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum menyentuh mata.

· Demontrasikan cara menggunakan pelindung (shield) untuk tidur.

· Instrusikan klien untuk mencegah pergerakan cepat atau mendadak dan membungkuk

· Instrusikan untuk segera minum obat jika mual dan muntah.

· Ingatkan klien untuk tidak berbaring pada sisi yang sakit.

· Dorong klien untuk mencari bantuan untuk ambulasi saat pandangan kabur.

Risiko cedera yang berhubungan dengan penurunan visus,umur atau berada pada lingkungan yang tidak di kenal.

Tujuan:

· Klien tidak mengalami cedera atau gangguan visual :

- Klien mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan risiko cedera (jatuh).

- Klien mampu mengidentifikasi dan menyingkirkan benda-benda berbahaya dari lingkungan.

- Klien mampu menggunakan peralatan untuk mencegah cedera.

Intervensi keperawatan

1. Beritahu klien bahwa penutupan mata dengan bebat dan atau shield menyebabkan pandangan monokuler, yang akan memgubah kedalaman persepsi dan mempersempit lapang pandang.

2. Kurangi resiko bahaya dari lingkungan klien.

3. Beritahu klien untuk mengubah posisi secara perlahan .

4. Dorong klien untuk menggunakan peralatan adaptif (tongkat , walker) untuk ambulasi sesuai kebutuhan.

5. Tekankan pentingnya menggunakan pelindung mata saat melakukan aktivitas beresiko tinggi seperti ambulasi pada malam hari dan saat berada ditengah anak-anak atau binatang peliharaan.

Sabtu, 28 November 2009

peradangan

Proses Peradangan

-Jaringan/organ cedera → proses perbaikan dan pemulihan jar/organ

-Faktor Lingkungan dan individual

-Awal proses pemulihan dan perbaikan → Proses peradangan

-Proses peradangan → reaksi pertahanan tubuh


LUKA

Rusak atau terputusnya keutuhan jaringan → oleh faktor fisik atau mekanik → Luka

Setiap jenis luka → peradangan → reaksi jaringan terhadap cedera


Proses peradangan terdiri atas

- Respon vaskular

- Respon selular


Proses peradangan terdiri atas

- Akut

- Kronik


Penyembuhan tidak sempurna membentuk jaringan parut


Jenis-Jenis Luka

Luka mekanik

-Insisi

-Kontusio

-Abrasi

-Laserasi

-Pungsi

Luka fisik

-Agens mikroba → infeksi

-Agens kimia

-Agens termal

-Radiasi


Radang Akut

-Tahap Vaskular

-Tahap Selular


Vasokontriksi → mengurangi aliran darah

Vasodilatasi arteriole dan venula → cairan > byk masuk ke dalam jar


Fungsi cairan :

membawa subtansi kimia ke daerah cedera

mengencerkan agens kimiawi asing


Radang Akut Tahap Vaskular

Cedera → substansi kimiawi → jaringan → pembentukan dinding kimiawi (gradien kemotaktik) → menarik cairan dan sel- sel

Tahap Vaskular → pembuluh darah


Radang Akut Tahap Seluler

Tahap seluler adalah respon khas Leukosit . Tahap seluler terbagi atas :

-Marginasi dan pavementing : Cedera → permiabilitas kapiler →aliran darah melambat → leukosi merapat endotel . Lapisan leukosit yang melekat pada endotel pavementing

-Emigrasi :Leukosit di antara endotel menuju ke tempat cedera

-Pengenalan dan fagositosis : Proses pengenalan dan penghancuran spesifik terhadap partikel benda asing → fagosit mati → akumulasi nanah( cairan) → pengeluaran fagosit dan benda asing dari tubuh


Eksudat

Eksudat adalah cairan atau bahan yang terkumpul dalam suatu rongga atau ruang jaringan akibat proses radang . Setiap jenis proses radang terbentuk jenis eksudat yang berbeda – beda


Tipe – tipe Eksudat

Serosa : Cairan eksudat kaya protein; tanpa sel

Fibrinosa : Eksudat kaya protein; dapat berakibat perlengketan

Hemoragis : Umumnya eksudat supuratif dengan SDM

Purulen:Eksudat yang mengandung nanah (pus)

Supuratif :Eksudat dengan pus dan jar. ang rusak

Abses : Daerah bernanah, biasanya terpusat di organ

Furunkel : Abses pada kulit

Karbunkel : Abses luas pada kulit biasanya menyebar

Selulitis : Eksudat supuratif dengan penyebaran difus melalui jaringan

Serofibrinosa : Eksudat serosa yang kaya fibrin

Fibrinopurulen : Eksudat purulen yangkaya fibrin


Radang Kronik

Bila proses peradangan (inflamasi) tetap ada dan belum teratasi

→ infiltrasi leukosit mononuklear (limfosit dan makrofag)

→ Infitrasi fibrolast → kolagen → jar. parut

Pola khas→ Mengurung dan memisahkan benda asing penyebab infeksi dari jaringan sekitar → granuloma

Cth : grnuloma TBC (Tuberkel)

→ Nekrosis dan infitrasi kalsium


Resolusi Peradangan

Benda asing penyebab radang perlu disingkirkan


Proses ini dapat melalui :

-Resolusi sederhana

-Regenerasi

-Perbaikan dan penyembuhan

-Resolusi Sederhana

-Tidak ada kerusakan pada jaringan normal

-Agen asing dinetralisasi dan dihancurkan

-Permeabilitas pembuluh darah kembali normal→ cairan diserap


Regenerasi

Telah terjadi kerusakan jaringan, Jaringan yang nekrotik diganti dengan jaringan yang sama

Syarat :

-Ada sebagian struktur asli

-Ada kerangka dasar jaringan

-Perbaikan dan Penyembuhan

-Proses penggantian sel – sel yang mati dengan sel –sel yang berbeda dari sel asalnya



Tahapan Penyembuhan Luka

-Hari 1 : Vasokontriksi → bekuan darah megering dan menutup luka

-Hari 2 : Infiltrasi leukosit dan mediator kimiawi lainnya

-Hari ke 3 : Makrofag masuk dan terjadi fagositosis

-Hari ke 4 : Fibrolas masuk membentuk jar. kolagen

-Hari ke 5 – 21 : Serat- serat kolagen menjembatani luka dan membentuk jar. baru



Efek Peradangan

-Efek Lokal

-Efek sistemik


Efek Lokal Peradangan

- Calor (panas)

- Dolor ( nyeri)

-Rubor (merah)

-Tumor (bengkak)

-Functio laesa (gangguan fungsi)


Efek Sistemik Peradangan

-Limfadenopati : Sistem limfe → sistem imun

-Demam : Suhu meningkat maka kecepatan proses fagositosis meningkat

-Laju Endap Darah (LED) : Kecepatan dimana sel darah merah mengendap dalam tube tes. Peradangan ,komponen plasma → LED

-Leukositosis : peningkatan sel darah putih


Faktor yang memperlambat penyembuhan luka

-Faktor Umum

-Faktor lokal


Faktor Umum

-Usia

-Status nutrisi

-Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

-Obat-obatan

-Penyakit


Faktor Lokal

-Kerusakan jaringan pada saat cedera

-Cedera seluler → penggunaan antiseptik adekuat

-Pe↓ jaringan menjadi status avaskuler

-Seroma atau Tertahannya benda asing terbenam dalam jahitan

-Ruang kosong dalam luka

-Penyatuan tepi luka yang tidak tepat


Penyembuhan Aberans

Aberans adalah penyimpangan dari normal

Penyembuhan luka aberans mengakibatkan

-Komplikasi

-Deformitas

-Penurunan fungsi jar/organ cedera


Penyembuhan aberans :

-Jaringan Parut (granulasi ) berlebihan dan Keloid

-Kontraktur

-Kontriksi dan stenosis

-Adhesi

-Dehisens dan eviserasi


Granulasi berlebihan dan keloid

-Terbentuknya jaringan Granulasi atau parut berlebihan atau koloid

-Penonjolan dari permukaan kulit.

-Keloid dapat terjadi pada setiap luka, namun paling sering daerah wajah, leher dan bahu

-Insidens : Orang berwarna kulit gelap ,Usia <>


Kontraktur

-Jaringan parut pada sendi/ organ gerak

-Gangguan fungsi gerak


Kontriksi atau stenosis

Jaringan parut terbentuk pada atau sekitar daerah tubular


Adhesi

-Perlengketan pada perrmukaan yang berdekatan denga jaringan yang cedera

-Mukosa atau memberan serosa


Dehisens dan eviser

-Kerusakan permukaan yang mengakibatkan terbukanya luka yang sebelumnya menutup

-Akibat kekuatan kerangka kolagen tidak adekuat melawan kekuatan yang ditimbulkan oleh luka.

Jumat, 27 November 2009

Neoplasma

Definisi
Neoplasma adalah perkembangan massa jaringan abnormal yang tidak responsif terhadap mekanisme kontrol pertumbuhan normal. Neoplasma merupakan suatu kelompok atau rumpun sel neoplastik. Sinonim dengan Tumor

Tumor
-Benigna / Jinak : Suatu pembelahan sel abnormal tetapi tidak menginvasi jaringan sekitar dan tidak bermetastasis
-Maligna / ganas : Suatu pembelahan sel abnormal yang menginvasi jaringan sekitar dan bermetastasis jauh

Penyebaran
-metastatasis : Kemampuan untuk membangun pertumbuhan tumor sekunder pada lokasi baru jauh dari tumor primernya
-Invasi : Merusak jaringan di sekitar tumor primernya

Klassifikasi Neoplasma
Neoplasma biasnya diklassifikasikan menurut asal selnya dan apakah sel itu benigna atau maligna. Secara garis besar terminologi neoplasma. Bagian pertama dari nama → Tipe jaringan asal .Bagian Kedua dari nama → Sufiks-”oma” (tumor)

Perbedaan Neoplasma Jinak dan Ganas
Jinak
-Sel-sel lebih kohesif
-Serupa sel asal
-Tepian licin (batas tegas)
-Mobile
-Pertumbuhan lambat
-Vaskuler sedikit
-Jarang berulang
-Jarang nekrosis dan ulserasi
-Tidak bermetastasis

Ganas
-Tidak sama dengan sel asal
-Sel –sel tidak kohesif
-Tepi tidak rata (batas tidak tegas)
-Tidak mobile
-Pertumbuhan cepat
-Vaskuler banyak
-Residif
-Umunya nekrosis dan ulserasi
-Umumnya metastasis


Stadium Neoplasma
Neoplasma dapat pula dogolongkan berdasarkan stadium perkembangannya. Stadium neoplasma Klassifikasi TNM
T → Tumor atau lesi primer dan luasnya
N → Pembesaran limfe nodus regional
M → Metastasis

Manfaat
- Perkembangan penyakit pada saat itu
- Rencana terapi
- Survival rate
- Follow up
- Pertukaran informasi antara pusat pengobatan

Klassifikasi TNM
-Tahap 1 T1N0M0 : Massa terbatas pada organ Lesi operable Survival rate 70 - 90%
-Tahap 2 T2N1M0 : Massa menyebar ke jaringan Sekitar ,Pembesaran 1 limfonodus, Lesi operable, Survival rate 45 – 55 %
-Tahap 3 T3N2M0 : Massa luas, melekat pada dasarnya , Pembesaran 2 limfonodus, Lesi uneasy operable Survival rate 15 -25 %
-Tahap 4 T4N3M1 : Massa luas dengatanda metastasis jauh Pembesaran > 2 limfonodis, Survival rate 0 - 5 %

Teori Penyebab Neoplasma Ganas
-Teori mutasi somatic : Kelainan dalam gen timbul akibat perubahan mutasi, yang kemungkinan besar faktor herediter yang diinduksi karsinogenik
-Teori diferensiasi aberans atau epigenetic, Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
-Teori virus Virus penyebab neoplasma → virus onkogenik → mengubah genom sel yang terinfeksi
-Teori seleksi sel : Immunodefisiensi

Karsinogen
Karsinogen adalah substansi yang menginduksi pertumbuhan neoplastikAda 2 golongan karsinogen :
1. Kimiawi
-Asap rokok, knalpot kendaraan → Hidrokarbon → karsinoma bibir, lidah, rongga mulut, paru, kandung kemih
-Makanan pengawet, kamfer, insektisida → amine aromatik → karsinoma kandung kemih
2. Fisik
-Radiasi matahari → Karsinoma kulit
-Sinar rotgen → karsinoma paru

Faktor Lain Dalam Karsinogenesis
-Kebiasaan hidup dan budaya
-Diet
-Kehidupan seks
-Hormon

Tahap metastasis
Invasi --> Pemisahan Sel --> Diseminasi --> Proliferasi

Manifestasi Klinis Neoplasma
-Pada Tahap awal perkembangan → asimtomatik
-Pada Tahap lanjut → sesuai dengan penigkatan ukuran tumor, terjadi perubahan pada fungsi
-Manifestasi Lokal : lokasi, ukuran dan kemamupuan memenuhi ruangan yang dikenainya
-Manifestasi sistemik : mual, anoreksia, letih lesu, anemia, BB ↓

gangguan hemodinamik

Komponen Cairan Tubuh(60%)
-Cairan Ekstraseluler (20%) : Cairan Intravaskuler (15%),Cairan Intertisiel (5%)
-Cairan Intraseluler (40%)
-Cairan Transeluler (2%)

-Edema : Keadaan dimana terjadi penimbunan cairan dalam jumlah yang tidak normal dalam jaringan intertisial/rongga tubuh
-Edema Inflamasi : Protein tinggi; massa jenis > 1,012;eksudat
-Edema Non-inflamasi : Protein rendah; massa jenis <1,012; transudat

Edema
-Anasarka
-Hydrothoraks
-Hydropericardium
-Hydroperitoneum (ascites)


Edema Inflamasi : Akibat adanya jejas sehingga endotel pembuluh darah retraksi dan rusak mengakibatkan celah – celah dinding PD membesar → permeabilitas kapiler ↑

Edema Non-inflamasi Akibat :
-Tekanan hidrotatik intravaskuler ↑; misalnya pada orang hamil
-Tekanan osmotik koloid plasma ↓misalnya akibat malnutrisi protein
-Gangguan aliran limfatik; misal pada elephantiasis akibat cacing filaria
-Retensi garam (Na+) dan air; misalnya pada penyakit ginjal


Hiperemi &Kongesti : Adanya peningkatan volume darah pada jaringan tertentu
-Hiperemi/hiperemi aktif : dilatasi arteriol menyebabkan p↑ aliran darah ke capillary bed
-Kongesti/hiperemi pasif : disebabkan gangguan aliran darah vena


Hiperemi/hiperemi aktif : Terjadi peningkatan warna kemerahan pada jaringan yang bersangkutan akibat dilatasi arteri dan arteriol .Hiperemia aktif pada kulit ditemukan pada keadaan dimana panas tubuh berlebihan , Blushing→ mekanisme neurogenik


Kongesti/Hiperemi pasif
Gambaran warna merah kebiruan pada jaringan yang bersangkutan , Warna ini lebih menonjol jika terjadi peningkatan hemoglobin yang mengalami deoksigenasi, keadaan ini disebut Cyanosis,Cth : Payah jantung kongestif


Hemostasis & Thrombosis
-Hemostasis : Darah dalam bentuk cairan dan penyumbatan cepat bilamana terjadi ruptur atau jejas pada pembuluh darah. (keadaan fisiologi/normal)
-Thrombosis : Pembentukan bekuan darah (proses patologis)


Ada 3 faktor yang berperan :
-Dinding vaskuler;
-Platelet
-Sistem koagulasi


Endotelium
-Mampu mencegah gumpalan darah dan thrombosis
-Memberikan efek prothrombotik
-Mempengaruhi platelet, protein koagulasi dan sistem fibrinolitik
-Sel endotel yang utuh dalam keadaan normal akan menghambat perlengketan platelet dan proses pembekuan darah
-Sebaliknya jejas pada sel endotel mengakibatkan hilangnya fungsi dan terjadi hemostasis dan trombosis


Tiga hal yang mempengaruhi terjadinya thrombus
-Jejas endotelium
-Perubahan aliran darah normal
-Perubahan dalam darah (hypercoagulability)


Morfologi Thrombus
-Thrombi mural : Jantung dan pembuluh darah besar , Infark miokard, aritmia jantung, aerosklerosis, aneurisma
-Thrombi arterial : Terjadi dalam lumen artei kecil
-Thrombi venous : Tejadi dalam lumen vena, Phlebthrombosis- sgt oklusif , Paling sering asal vena ekstremitas bawah (90%) : vena gastrocnemius prounda, femoralis, poplitea, dan iliaca


Nasib Thrombus
-Propagasi : Thrombus dapat propagasi/meluas →obstruksi pada pembuluh-pembuluh darah yang penting
-Embolisasi : Thrombus dapat terlepas ke distal atau cabang vaskuler
-Dissolusi : Thrombus dapat dihilangkan melalui proses fibrinolitik
-Organisasi dan rekanalisasi : Thrombi dapat menginduksi peradangan dan fibrosis (organisasi) dan kemudian mmbentuk celah yang baru (rekanalisasi)


Emboli
-Massa padat cairan atau gas intravaskuler yang terlepas, terbawa oleh aliran darah ke temapat yang jauh dari asalnya
-Hampir 99 % embli berasal dari thrombi (thromboemboli)