Sabtu, 05 Desember 2009

asuhan keperawatan pada pasien katarak

Pengertian

Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina.


Klasifikasi

Katarak dapat diklasifikasikan menjadi :

- katarak Kongenital: Katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun

- Katarak Juvenil : katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun

- Katarak Senil: katarak setelah usia 50 tahun

- Katarak Trauma: Katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata

etiologi

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.

Penyebab katarak lainnya meliputi :

* Faktor keturunan.

* Cacat bawaan sejak lahir.

* Masalah kesehatan, misalnya diabetes.

* gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)

* Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.

* Rokok dan Alkohol

* Operasi mata sebelumnya.

* Trauma (kecelakaan) pada mata.

Gejala katarak

· Penglihatan berkabut atau justru terlalu silau saat melihat cahaya.

· Warna terlihat pudar.

· Sulit melihat saat malam hari.

· Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata. Gejala ini terjadi saat katarak bertambah luas.

Patofisiologi

Katarak merupakan kondisi penurunan ambilan oksigen , penurunan air,peningkatan kandungan kalsium dan berubahnya protein yang dapat larut peningkatan dalam ukuran dan densitasnya. Peningkata densita di akibatkan oleh kompresi sentral serat lensa yang lebih tua. Saat serat lensa yang baru diproduksi di korteks, serat lensa ditekan menuju sentral. Serat-serat leensa yang padat lama-lama menyebabkan hilangnya transparansi lensa yang tidak terasa nyeri dan dan sering bilateral . Selain itu, berbagai penyebab katarak di atas menyebabkan gangguan metabolism pada lensa mata. Gangguan metabolism ini, menyebabkan perubahan kandungan bahan-bahan yang ada di dalam lensa yang pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa. Kekeruhan dapat berkembang di berbagai bagian lensa atau kapsulnya. Pada gangguan ini sinar yang masuk melalui kornea dihalangi oleh lensa yang keruh/buram. Kondisi ini mengaburkan bayangan semu yang sampai pada retina. Akibatnya otak menginterpretasikan sebagai bayangan yang berkabut. Pada katarak yang tidak diterapi,lensa mata menjadi putih susu, kemudian berubah kuning, bahkan menjadi coklat atau hitam dan klien mengalami kesulitan dalam membedakan warna.

Pemeriksaan Diagnostik

- Keratometri.

- Pemeriksaan lampu slit.

- Oftalmoskopis.

- A-scan ultrasound (echography).

- Penghitungan sel endotel penting u/ fakoemulsifikasi & implantasi.

Pengobatan

Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.

Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma dan uveitis.

Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder. Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula zinn. Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.

Komplikasi

- Penyulit yg terjadi berupa : visus tdk akan mencapai 5/5 à ambliopia sensori

- Komplikasi yang terjadi : nistagmus dan strabismus

Pencegahan

Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vit.C ,vit.A dan vit E

proses keperawatan

Pengkajian

Anamnesis

· Umur , katarak bias terjadi pada semua umur tetapi umumnya pada usia lanjut.

· Riwayat trauma ,trauma tembus ataupun tidak tembus dapat merusak.

· Riwayat pekerjaan, pada pekerja laboratorium atau yang berhubungan dengan bahan kimia atau terpapar radioaktif/sinar-X.

· Riwayat penyakit/masalah kesehatan yang ada; beberapa jenis katarak komplikata terjadi akibat penyakit mata yang lain dan penyakit sistemik.

· Riwayat penggunaan obat-obatan.

Pemeriksaan Fisik

· Klien mengeluhkan penurunan pandangan bertahap dan tidak nyeri.

· Pandangan kabur,berkabut atau pandangan ganda.

· Klien juga melaporkan melihat glare/halo disekitar sinar lampu saat beerkendaraan di malam hari, kesulitan dengan pandangan malam,kesulitan untuk membaca,sering memerlukan

perubahan kacamata dan gangguan yang menyilaukan serta penurunan pandangan pada cuaca cerah. Klien juga memberikan keluhan bahwa warna menjadi kabur atau tampak kekuningan atau kecoklatan . Perlu peningatan cahaya untuk membaca

· Jika klien mengalami kekeruhan sentral , klien mungkin melaporkan dapat melihat lebih baik pada cahaya suram dari pada terang ,karena katarak yang terjadi di tengah dan pada saat pupil dilatasi klien dapat melihat melalui didaerah di sedkitar kekeruhan .

· Jika nukleus lensa terkena,kemampuan refraksi mata (kemampuan memfokuskan bayangan pada retina) meningkat. Kemampuan ini disebut second sight, yang memungkinkan klien membaca tanpa lensa.

· Kaji virus, terdapat penurunan signifikan.

· Inspeks i dengan penlight menunjukkan pupil putih susu dan pada katarak lanjut terdapat area putih abu-abuan dibelakang pupil.

Pada pengkajian ini akan didapatkan kecemasan dan ketakutan kehilangan pandangan

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Perubahan sensori perceptual (visual) yang berhubungan dengan kekeruhan pada lensa

Tujuan, klien akan :

· Mendemonstrasikan peningkatan kemampuan untuk memproses ransangan visual dan mengomunikasikan pembatasan pandangan.

Intervensi keperawatan:

· Kaji dan dokumentasikan ketajaman penglihatan(visual)dasar.

· Dapatkan deskripsi fungsi tentang aapa yang bias dan tidak bisa dilihat oleh klien .Rasional: Memberikan data dasar tentang pandangan akurat klien dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi keperawatan .

· Adaptasikan lingkungan dengan keebutuhan visual klien dengan cara:

o Orientasikan klien pada lingkungan.Rasional:Memfasilitasi kebebasan bergerak dengan aman.

o Letakkan alat-alat yang sering di gunakan dalam pandangan klien (seperti call light, TV control, teko,tisu. Rasional: Mengembangkan tindakan independen dan meningkatkan keamanan.

o Berikan pencahayaan yang paling sesuai bagi klien. Rasional: Meningkatkan penglihatan klien.Lokasi katarak akan memengaruhi apakah cahaya gelap atau terang yang lebih baik.

o Berhubungan deengan Cegah glare (sinar yang menyilaukan). Rasional :mencegah distres. Katarak akan memecah sinar lampu yang akan menyebabkan distress.

o Letakkan barang-barang pada tempat yang konsisten. Rasional:Menguatkan atau mendorong penggunaan memori sebagai pengganti penglihatan .

o Gunakan amteri dengan tulisan besar dengan kontras (misalnya tulisan hitam pada kertas putih). Cegah penggunaan warna biru ,hijau dan ungu pada materi cetakkan/tulisan. Rasional : Menguningnya lensa akan memantulaakn warna-warna tersebut dan menyebabkan tulisan tersebut hilang atau menjadi bayangan abu-pabu.

o Gunakan system “jarum jam” untuk mengorientasikan klien tentang lokasi makanan pada plate.Rasional: Membantu klien makan.

· Kaji jumlah dan tipe rangsanagn yang disukai klien.

· Beritahu klien bentuk-bentuk rangsangan alternative (radio ,TV dan percakapan). Rujuk klien ke pelayanan yang memberikan bantuan seperti buku percakapan

Resiko cedara yang berhubungan dengan komlikasi pascaoperasi seperti perdarahan dan peningkatan tekanan intraokuler

Tujuan:

· Tidak terjadi perdarahan intra okuler dan tidak ada peningkatsn tekan intraokuler

Itervensi keperawatan:

· Ajakan tanda dan gejala komlikasi yang harus di laporkan pada dokter dengan segera,meliputi meningkatkan nyeri mata,keluarnya diskar purulen,penurunan visus,dema,meningkatkan nyeri dahi

· Intruksikan lklien untuk tidak mengejang saat devekasi;dorong untuk mengunakan susu magnesium atau pencahar untuk mencegah hal ini sesuai kebutuhan.

· Cuci tangan secara tepat sebelum meneteskan obat matsa atau mengganti balutan;beritahu klien dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum menyentuh mata.

· Demontrasikan cara menggunakan pelindung (shield) untuk tidur.

· Instrusikan klien untuk mencegah pergerakan cepat atau mendadak dan membungkuk

· Instrusikan untuk segera minum obat jika mual dan muntah.

· Ingatkan klien untuk tidak berbaring pada sisi yang sakit.

· Dorong klien untuk mencari bantuan untuk ambulasi saat pandangan kabur.

Risiko cedera yang berhubungan dengan penurunan visus,umur atau berada pada lingkungan yang tidak di kenal.

Tujuan:

· Klien tidak mengalami cedera atau gangguan visual :

- Klien mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan risiko cedera (jatuh).

- Klien mampu mengidentifikasi dan menyingkirkan benda-benda berbahaya dari lingkungan.

- Klien mampu menggunakan peralatan untuk mencegah cedera.

Intervensi keperawatan

1. Beritahu klien bahwa penutupan mata dengan bebat dan atau shield menyebabkan pandangan monokuler, yang akan memgubah kedalaman persepsi dan mempersempit lapang pandang.

2. Kurangi resiko bahaya dari lingkungan klien.

3. Beritahu klien untuk mengubah posisi secara perlahan .

4. Dorong klien untuk menggunakan peralatan adaptif (tongkat , walker) untuk ambulasi sesuai kebutuhan.

5. Tekankan pentingnya menggunakan pelindung mata saat melakukan aktivitas beresiko tinggi seperti ambulasi pada malam hari dan saat berada ditengah anak-anak atau binatang peliharaan.